A.
DEFINISI KOMUNIKASI
Berikut adalah pengertian Komunikasi
menurut para ahli :
1.
Raymond Ross, Komunikasi adalah
proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar
membantu pendengar membangkitkan respons/makna dari pemikiran yang serupa
dengan yang dimaksudkan oleh komunikator
2. Bernard Barelson & Garry A. Steiner,Komunikasi adalah
proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan
menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb
3. Colin Cherry, Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak
saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan
komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan
dan pembangkitan balasannya.
Dari
beberapa pengertian komunikasi, dapat disimpulkan, komunikasi (communication)
Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan,
pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah
proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok tersebut.
B. PROSES
KOMUNIKASI
Komunikasi
memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa
tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia
harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani
dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi, sehingga Rogers
(1969:180) mengatakan “Leadership is Communication. Kemampuan berkomunikasi
akan menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.
Setiap pemimpin (leader) memiliki pengikut (flower) guna meralisir gagasannya
dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan
berkomunikasi bagi seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi
prilaku orang lain. Inilah hakekatnya dari suatu manajemen dalam organisasi.
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasisan, pengarahan dan
pengawasan dengan memberdayakan anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
(Handoko, 2003: 8). Menajemen sering juga didefinisikan sebagai seni untuk
melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Para manejer mencapai tujuan
organisasi dengan cara mengatur orang lain untuk melaksanakan tugas apa saja
yang mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut (Stoner, 1996 : 7)
Manajemen
dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan
sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Paling kurang ada tiga alasan
utama mengapa manajemen itu dibutuhkan. Pertama : Untuk mencapai tujuan.
Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan suatu organisasi dan pribadi; kedua
: 2
Untuk
menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan
kegiatan-kegiatan dari pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti
pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat
kerja, assosiasi perdagangan, masyarakat dan pemerintah. Ketiga : Untuk
mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan
banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan
efektivitas. B. Komunikasi Dalam Organisasi Komunikasi dalam organisasi adalah
: Komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para
karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam
rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi
(Effendy,1989: 214). Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya
komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer,
paling tidak ada dua alasan, pertama, komunikasi adalah proses melalui mana
fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan dapat dicapai; kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana para
manejer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses Komunikasi
memungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus
dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar
rencana-rencana itu dapat dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komunikasi
dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan manejer untuk
berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompo dapat tercapai. Jadi
seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui
interaksi dan komunikasi dengan pihak lain. Sebahagian besar waktu seorang
manejer dihabiskan untuk kegiatan komunikasi, baik tatap muka atau melalui
media seperti Telephone, Hand Phone dengan bawahan, staf, langganan dsb.
Manejer melakukakan komunikasi tertulis seperti pembuatan memo, surat dan
laporan-laporan.
C. HAMBATAN
KOMUNIKASI
Di
dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu
kelancaran jalannya proses komunikasi. Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan
tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau
receiver.
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah:
1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3. Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah:
1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3. Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
D. DEFINISI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL EFEKTIF
Banyak
faktor yang mempengaruhi efektvitas komunikasi interpersonal. Komunikasi
interpersonal dapat dikatakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti
sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah
pembuatan secara suka rela oleh penerima pesan, dapat meningkatkan kualitas
hubungan antarpribadi, dan tidak ada hambatan untuk hal itu Hardjana (2003)
dalam Suranto (2011).
Berdasarkan definisi tersebut, dapat
dikatakan bahwa komunikasi interpersonal dikatakan efektif apabila memenuhi
tiga persyaratan utama, yaitu pesan yang dapat diterima dan dipahami oleh
komunikan sebagaimana dimaksud oleh komunikator, ditindak-lanjuti dengan
perbuatan secara sukarela, dan meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi.
Pengertian
yang sama terhadap makna pesan
Salah
satu indikator yang dapat digunakan sebagai ukuran komunikasi dikatakan
efektif, adalah apabila makna pesan yang dikirim oleh komunikator sama dengan
makna pesan yang diterima oleh komunikan.
Pada tataran empiris, seringkali
terjadi mis komunikasi yang disebabkan oleh karena komunikan memahami makna
pesan tidak sesuai dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Melaksanakan
pesan secara suka rela
Indikator
komunikasi interpersonal yang efektif berikutnya adalah bahwa komunikan
menindak lanjuti pesan tersebut dengan perbuatan dan dilakukan secara suka
rela, tidak karena dipaksa. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam proses
komunikasi interpersonal, komunikator dan komunikan memiliki peluang untuk
memperoleh keuntungan. Komunikasi interpersonal yang baik dan berlangsung dalam
kedudukan yang setara (tidak superior-inferior) sangat diperlukan agar kedua
belah pihak menceritakan dan mengungkapkan isi pikirannya secara suka rela,
jujur, tanpa merasa takut. Komunikasi interpersonal yang efektif mampu
mempengaruhi emosi pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi itu kedalam
suasana yang nyaman, harmonis, dan bukan sebagai suasana yang tertekan. Dengan
demikian seberapa baik seseorang melakukan komunikasi dan interaksi
antarpersona dengan orang lain, dapat dilihat dari bagaian dia mampu mencapai
tujuan komunikasi secara sehat dan adil, bagaimana ia memberdayakan orang lain,
dan bagaimana ia mampu menjaga perasaan dan harga diri orang lain.
Meningkatkan
kualitas hubungan antarpribadi
Efektivitas
dalam komunikasi interpersonal akan mendorong terjadinya hubungan yang positif terhadap
rekan, keluarga, dan kolega. Hal ini disebabkan pihak-pihak yang saling
berkomunikasi merasakan memperoleh manfaat dari komunikasi itu, sehingga merasa
perlu untuk memelihara hubungan antarpribadi. Seringkali orang tidak menyadari
pentingnya masalah interaksi antarmanusia, karena sebagian orang beranggapan
bahwa yang terpenting adalah modal kekuasaan dan modal material. Kalau dua
modal itu berada ditangan, dikiranya segala urusan menjadi lancar dan berpihak
kepadanya.
E. Komunikasi interpersonal efektif dalam organisasi yang
mencakup componential & situational
Komunikasi dalam organisasi atau perusahaan dapat menentukan
efektif atau tidaknya dalam suatu penyampaian pesan atau perintah antar anggota
organisasi, baik antara atasan dengan bawahan (downward communication), bawahan
dengan atasan (upward communication), maupun antar anggota yang jabatannya
setaraf (lateral communication). Secara sederhana, komunikasi adalah proses
penyampaian atau transfer dan pemahaman suatu pengertian (meaning). Jadi dalam berkomunikasi,
kita harus efektif menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain.
Adapun berkomunikasi secara langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin
disampaikan kepada orang lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan
perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung. Proses
berkomunikasi dimulai dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim,
kemudian ditransfer melalui suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh
penerima.
Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu
organisasi mencakup dua bagian yaitu componential dan situational.
1.
Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati
komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu
orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan
peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
2.
Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan
balik langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.
Sumber:
Handoko,
Hani. (2001). Manajemen edisi 2. BPEF-Yogyakarta: Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar