Kejadian mengagetkan kembali terjadi di benua misterius, Antartika. Tabrakan dramatis antara gunung es dan gletser menyebabkan pecahnya bongkahan es raksasa hampir seukuran Pulau Oahu, Hawaii, yang luasnya 1.570 meter persegi. Ironisnya, kejadian ini gagal diprediksi oleh para ilmuwan.Tekanan air pasang yang mengenai bongkahan es raksasa itu dapat mengakibatkan es tercacah kecil-kecil. Namun, bentangannya diprediksi hingga sejauh 100 kilometer. Kendari demikian, ilmuwan meratakan peristiwa ini tidak akan sampai membuat Benua Antartika mengalami kekurangan pasokan es.
Hancurnya gunung es di bagian timur Antartika ini terjadi ketika para peneliti sedang memusatkan perhatian mereka ke sisi barat benua yang luasnya 1,5 kali lebih besar daripada wilayah Amerika Serikat ini.Pasalnya, terjadi peningkatan suhu udara yang cukup drastis di bagian barat benua dan mengakibatkan semenanjung es menyusut hingga menjulur ke air laut.Sebelumnya, peneliti asal Australia pernah memperingatkan dunia akan adanya potensi tubrukan antara gunung es dan gletser Mertz di sisi lain benua.
"Banyak hal gila yang sedang terjadi di Antartika. Tampaknya aneh, tapi keanehan itu benar-benar terjadi," ujar Mark Serreze, direktur Pengelolaan Data Salju dan Es yang bermarkas di Boulder, Colorado.Para ilmuwan tengah melacak dampak pemanasan global di Benua Antartika. Hilangnya es beberapa pekan lalu diketahui bukan disebabkan oleh pemanasan global, melainkan karena proses alam yang wajar terjadi.Peneliti geofisika di Toulouse, Prancis, Benoit Legresy, menyatakan selama dekade terakhir, gletser Mertz di bagian timur Benua Antartika terus bertumbuh hingga sepanjang 29 kilometer dan mencapai kedalaman 100 kilometer di bawah air laut.
Kemudian, bongkahan es raksasa yang disebut B9B yang terlepas dari induknya pada 1987 bersinggungan dahsyat dengan gletser."Prosesnya sangat lambat," imbuh LegTesy. "Kejadian ini terjadi di luar perkiraan kita," tambah glasiolog NASA Robert Bindschadler. Sejumlah ilmuwan mengkhawatirkan wilayah perairan Antartika akan diisi oleh es. Fenomena ini berpengaruh terhadap densitas dan kadar oksigen air laut.Jika air yang mengandung es ini tumpah ke cekungan samudra dunia, akan mengakibatkan kadar oksigen menurun dan membahayakan makhluk hidup di lautan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar