Behavior therapy (terapi
tingkah laku) adalah penerapan aneka ragam teknik dan prosedur berdasarkan
pendekatan learning theory. Terapi ini menyertakan penerapan yang
sistematis prinsip-prinsip belajar pada pengubahan tingkah laku ke arah
cara-cara yang lebih adaptif. Terapi ini sering digunakan pada bidang-bidang
klinis maupun pendidikan.
Pandangan
tentang manusia
Behaviorisme adalah suatu
pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia. Dalil dasarnya adalah bahwa
tingkah laku itu tertib dan bahwa eksperimen yang dikendalikan secara cermat
akan menyingkapkan hukum-hukum yang mengendalikan tingkah laku. Behaviorisme
ditandai oleh sikap membatasi metode-metode dan prosedur-prosedur pada data
yang dapat diamati.
Setiap orang dipandang memiliki
kecenderungan-kecenderungan positif dan negatif yang sama. Manusia pada
dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budayanya. Segenap
tingkah laku manusia itu dipelajari. Meskipun berkeyakinan bahwa segenap
tingkah laku pada dasarnya merupakan hasil dari kekuatan-kekuatan lingkungan
dan faktor-faktor genetik, para behavioristik memasukkan pembuatan putusan
sebagai salah satu bentuk tingkah laku.
Ciri-ciri
unik behavior therapy
Behavior therapy berbeda
dengan sebagian pendekatan terapi lainnya, yang di tandai oleh :
a. Pemusatan
perhatian kepada tingkah laku yang tampak dan spesifik
b. Kecermatan
dan penguraian tujuan-tujuan treatment
c. Perumusan
prosedur treatment yang spesifik yang sesuai dengan masalah
d. Penaksiran
objektif atas hasil-hasil terapi
Proses
terapeutik
-
Tujuan-tujuan terapeutik
Tujuan umum dari terapi ini adalah menciptakan
kondisi-kondisi bagi proses belajar. Dasar alasannyaialah bahwa segenap tignkah
laku adalah dipelajari (learned), termasuk tingkah laku yang maladaptif. Jika
tingkah laku neurotik learned, maka ia bisa unlearned ( dihapus dari ingatan),
dan tingkah laku yang efektif bisa diperoleh. Behavior therapy pada
hakikatnya terdiri atas proses penghapusan hasil belajar yang tidak adaptif dan
pemberian pengalamn-pengalaman belajar yang didalamnya terdapat respons-respons
yang layak, naun belum dipelajari.
-
Fungsi dan peran terapis
Terapis harus memainkan peran aktif dan direktif
dalam pemberian treatment, yakni terapis menerapkan pengetahuan ilmiah
pada pencarian pemecahan masalah-masalah manusia, para kliennya. Terapis secara
khas berfungsi sebagai guru, pengarah, dan ahli dalam mendiagnosis tingkah laku
yang maladaptif dan dalam menentukan prosedur-prosedur penyembuhan yang
diharapkan, mengarah pada tingkh laku yang baru dan adjustive.
-
Pengalaman klien dalam
terapi
Terapi ini juga memberikan kepada klien peran yang
ditentukan dengan baik, dan menekankan pentingnya kesadaran dan pertisipasi
klien dalam proses terapeutik. Satu aspek yang penting dari terapi ini adalah
klien didorong untuk bereksperimen dengan tingkah laku baru untuk memperluas
pembendaharaan tingkah laku adaptifnya, klien dibantu untuk menggeneralisasikan
dan mentransfer belajar yang diperoleh di dalam situasi terapi ke dalam situasi
di luar terapi. Pendekatan ini menenkankan bahwa pentingnya keterlibatan aktif
dan kesediaan klien untuk memperluas dan menerapkan tingkah laku barunya pada
situasi-situasi kehidupan nyata.
-
Hubungan antara terapis
dan klien
Ada suatu kecenderungan yang menjadi bagian dari
sejumlah kritik untuk menggolongkan hubungan antara terapis dan klien dalam behavior
therapy sebagai hubungan yang mekanis, manipulatif, dan sangat impersonal.
Terapi ini tidak memberikan peran utama kepada variabel-variabel hubungan
terapis-klien. Namun sebagian besar mengakui bahwa faktor-faktor seperti
kehangatan, empati, keontetikan, sikap permisif, dan penerimaan adalah
kondisi-kondisi yang diperlukan, tetapi tidak cukup, bagi kemunculan tingkah
laku dalam proses terapeutik.
Teknik-teknik
utama behavior therapy
ü Desentisasi
sistematik
ü Terapi
implosif dan pembanjiran
ü Latihan
asertif
ü Terapi
aversi
ü Operant
conditioning
ü Perkuatan
positif
ü Pembentukan
respon
ü Perkuatan
intermiten
ü Penghapusan
ü Modeling
ü Token
economi
Kelebihan dan kekurangan
a. Kelebihan
-
Caranya yang sistematik
-
Kriteria hasil-hasil terapi
bisa diharapkan sangat baik
-
Perkembangan prosedur dan
tekniknya sangat baik
b. Kekurangan
- Behavior therapy tidak
menangangi penyebab-penyebab, tetapi secara superfisial menangani
gejala-gejala.
- Tidak diterapkan pada
orang yang taraf keberfungsian yrelatif tinggi, tetapi pada taraf keberfungsian
sedang.
- Hanya bisa diterapkan pada
kecemasan-kecemasan yang spesifik, fobia-fobia, dan masalah-masalah yang
terbatas.
-
Hanya mengubah tingkah
laku, tidak mengubah perasaan-perasaan.
-
Mengabai pentingnya
hubungan terapis dan klien dalam terapi
-
Mengabaikan
penyebab-penyebab historis dari tingkah laku sekarang.
Referensi :
Corey,
Gerald.(2009). Toeri dan Praktik Konseling dan Psikoterapi. Refika Adiatma :
Bandung