Kamis, 07 April 2011

Hancurnya Gunung Es di Antartika

Kejadian mengagetkan kembali terjadi di benua misterius, Antartika. Tabrakan dramatis antara gunung es dan gletser menyebabkan pecahnya bongkahan es raksasa hampir seukuran Pulau Oahu, Hawaii, yang luasnya 1.570 meter persegi. Ironisnya, kejadian ini gagal diprediksi oleh para ilmuwan.Tekanan air pasang yang mengenai bongkahan es raksasa itu dapat mengakibatkan es tercacah kecil-kecil. Namun, bentangannya diprediksi hingga sejauh 100 kilometer. Kendari demikian, ilmuwan meratakan peristiwa ini tidak akan sampai membuat Benua Antartika mengalami kekurangan pasokan es.
Hancurnya gunung es di bagian timur Antartika ini terjadi ketika para peneliti sedang memusatkan perhatian mereka ke sisi barat benua yang luasnya 1,5 kali lebih besar daripada wilayah Amerika Serikat ini.Pasalnya, terjadi peningkatan suhu udara yang cukup drastis di bagian barat benua dan mengakibatkan semenanjung es menyusut hingga menjulur ke air laut.Sebelumnya, peneliti asal Australia pernah memperingatkan dunia akan adanya potensi tubrukan antara gunung es dan gletser Mertz di sisi lain benua.
"Banyak hal gila yang sedang terjadi di Antartika. Tampaknya aneh, tapi keanehan itu benar-benar terjadi," ujar Mark Serreze, direktur Pengelolaan Data Salju dan Es yang bermarkas di Boulder, Colorado.Para ilmuwan tengah melacak dampak pemanasan global di Benua Antartika. Hilangnya es beberapa pekan lalu diketahui bukan disebabkan oleh pemanasan global, melainkan karena proses alam yang wajar terjadi.Peneliti geofisika di Toulouse, Prancis, Benoit Legresy, menyatakan selama dekade terakhir, gletser Mertz di bagian timur Benua Antartika terus bertumbuh hingga sepanjang 29 kilometer dan mencapai kedalaman 100 kilometer di bawah air laut.
Kemudian, bongkahan es raksasa yang disebut B9B yang terlepas dari induknya pada 1987 bersinggungan dahsyat dengan gletser."Prosesnya sangat lambat," imbuh LegTesy. "Kejadian ini terjadi di luar perkiraan kita," tambah glasiolog NASA Robert Bindschadler. Sejumlah ilmuwan mengkhawatirkan wilayah perairan Antartika akan diisi oleh es. Fenomena ini berpengaruh terhadap densitas dan kadar oksigen air laut.Jika air yang mengandung es ini tumpah ke cekungan samudra dunia, akan mengakibatkan kadar oksigen menurun dan membahayakan makhluk hidup di lautan.

Peristiwa Alam yang Unik di China ada Tiga Matahari dan Pelangi Terbalik

Pada 27 Maret 2009, cuaca sangat dingin. Sore hari kira-kira antara jam 16:00 sampai 17:30, di langit ada satu matahari, pada Timur Laut, dan Tenggara posisi yang berbeda dekat matahari terdapat empat titik pantulan cahaya matahari, tidak jauh dari matahari, masih ada pelangi yang berbentuk setengah lingkaran. Sekitar pukul 17:30 an, dengan awan di dekat matahari yang semakin tebal, matahari secara pelan-pelan menghilang di Barat. Semuanya berlangsung sekitar dua jam.

Pengguna internet bercerita kepada koran Secreat China : “Di Kota Laiyang, Provinsi Shandong pada tanggal 27 Maret 2009 kira-kira jam 16:20 hingga 16:50 di langit muncul tiga matahari, pada kedua sisi depan matahari, ada dua cahaya bulat yang samar-samar, seperti matahari tersembunyi di balik awan, di sisi Timur muncul pelangi yang sangat besar seperti butir.

Gerhana Bulan

Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.
Dengan penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika, maka tidak setiap oposisi bulan dengan matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, jika terjadi gerhana bulan, akan diikuti dengan gerhana matahari karena kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara matahari dengan bumi.
Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan masih adanya sinar matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat.
Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama sekali.
Jenis-jenis gerhana bulan
• Gerhana bulan total
Pada gerhana ini, bulan akan tepat berada pada daerah umbra.
• Gerhana bulan sebagian
Pada gerhana ini, tidak seluruh bagian bulan terhalangi dari matahari oleh bumi. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lain berada di daerah penumbra. Sehingga masih ada sebagian sinar matahari yang sampai ke permukaan bulan.
• Gerhana bulan penumbra
Pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra. Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram.

Air Terjun Mengeluarkan Darah Yang Mengalir Terus

Inilah salah satu fenomena alam yang langka terjadi, karena dari sebuah sumber air yang mengalir pada sebuah air terjun bisa terdapat aliran darah yang mengalir terus menerus namun agak lambat. Hal ini terjadi di sebuah Gletser di Antartika tepatnya di lembahMc Murdo wilayah kutub selatan. Pertama kali seorang geolog menemukan air terjun beku tahun 1911 dan mereka menemui hal aneh yang mereka kira adalah warna merah yang mengalir merupakan warna yang berasal dari ganggang merah, namun sifta sejatinya ternyata lebih dari yang mereka duga.
Fenomena Alam yang sangat aneh dan langka, sebuah air terjun mengeluarkan semacam darah terus menerus.

Kira-kira 2 juta tahun yang lalu Gletser Taylor terkurung dibawah aliran air yang mengandung kumpulan mikroba kuno, dan mereka terisolasi disana dibawah lapisan es yang sangat tebal secara alami, berkembang secara independen mikroba ini hidup tanpa cahaya, panas dan oksigen, dan disana mereka terperangkap pada suatu kondisi salinitas yang sangat tinggi dan kaya akan zat besi sehingga memberikan warna yang merah sama dengan zat besi dalam darah.
Para Ilmuwan memperkirakan cairan seperti darah ini berasal dari mikroba kuno yang terperangkap di dalam celah es

Dan Air terjun ini terjadi karena adanya sebuah celah dari gletser tersebut yang memungkinkan air subglacial tersebut keluar, membentuk air terjun tanpa mencemari ekosistem didalamnya. Para ilmuwanpun akhirnya menduga dari kesimpulan tersebut bisa sangat mungkin terjadi juga di planet planet lain seperti Mars dan Yupiter, Air terjun berdarah ini benar benar suatu fenomena alam yang ajaib baik secara visual maupun ilmiah.

Fenomena Supermoon

Ini adalah "Supermoon". Supermoon adalah fenomena ketika Bulan tampak lebih besar dari biasanya akibat kedekatannya dengan Bumi. Bulan akan tampak 7 persen lebih besar dari biasanya.

Supermoon sendiri bukanlah istilah dalam astronomi, melainkan dalam astrologi. Kalangan astrolog biasanya mengidentikkan supermoon dengan kekuatan jahat atau bencana. Seorang astrolog bernama Richard Nolle, misalnya, memperkirakan bahwa supermoon kali ini akan menimbulkan bencana gunung berapi dan badai.

Dalam dunia astronomi, Bulan bisa berada di titik terjauh dan terdekat dengan Bumi. Titik terjauh dikenal dengan apogee, sedangkan titik terdekat dikenal dengan perigee. Saat Bulan mencapai titik terdekat atau perigee inilah, fenomena yang dikenal dengan supermoon terjadi.

Bulan yang istimewa ini takkan bisa dinikmati langsung dengan mata telanjang. Untuk membedakan "kegemukannya", harus digunakan teleskop. Untuk menikmatinya pemandangan terbaik ini, seseorang juga mesti memlih lokasi yang lapang dan gelap hingga cahaya Bulan bisa lebih terang.

Akibat kedekatannya, maka Bulan akan sedikit memengaruhi kondisi di Bumi. Misalnya meningkatnya gelombang pasang yang terjadi akibat gaya tarik Bulan yang sedikit lebih besar. Bagi nelayan, kondisi ini perlu diwaspadai dan sebaiknya tak melaut.

Pengaruh lain adalah meningkatnya aktivitas seismik dan gunung berapi. Namun, sekali lagi efeknya sangat kecil. Jim Garvin dari Goddard Space Flight Center NASA di Greenbelt bahkan mengatakan, "Super dalam supermoon hanyalah karena penampakan yang lebih dekat.

Fenomena Hujan Darah di Kerala, India

Pada saat itu, 25 Juli 2001 hujan lebat dengan air berwarna merah menghujani negara bagian Kerala di India. Hujan itu berlangsung hingga September 2001.
Lebih dari 500.000 meter kubik air hujan berwarna merah tercurah ke bumi. Pada mulanya ilmuwan mengira air hujan yang berwarna merah itu disebabkan oleh pasir gurun, namun para Ilmuwan menemukan sesuatu yang mengejutkan, unsur merah di dalam air tersebut adalah sel hidup, sel yang bukan berasal dari bumi.

Hujan yang pertama jatuh di distrik Kottayam dan Idukki di wilayah selatan India. Bukan hanya hujan berwarna merah, 10 hari pertama dilaporkan turunnya hujan berwarna kuning, hijau dan bahkan hitam. Setelah 10 hari, intensitas curah hujan mereda hingga September.

Hujan tersebut turun hanya pada wilayah yang terbatas dan biasanya hanya berlangsung sekitar 20 menit per hujan. Para penduduk lokal menemukan baju-baju yang dijemur berubah warna menjadi merah seperti darah. Penduduk lokal juga melaporkan adanya bunyi ledakan dan cahaya terang yang mendahului turunnya hujan yang dipercaya sebagai ledakan meteor.

Contoh air hujan tersebut segera dibawa untuk diteliti oleh pemerintah India dan ilmuwan. Salah satu ilmuwan independen yang menelitinya adalah Godfrey Louis dan Santosh Kumara dari Universitas Mahatma Gandhi.
Mereka mengumpulkan lebih dari 120 laporan dari penduduk setempat dan mengumpulkan sampel air hujan merah dari wilayah sepanjang 100 km. Pertama kali mereka mengira bahwa partikel merah di dalam air adalah partikel pasir yang terbawa dari gurun Arab.

Hal ini pernah terjadi pada Juli 1968 dimana pasir dari gurun sahara terbawa angin hingga menyebabkan hujan merah di Inggris. Namun mereka menemukan bahwa unsur merah di dalam air tersebut bukanlah butiran pasir, melainkan sel-sel yang hidup.
Komposisi sel tersebut terdiri dari:
-50% Karbon
-45% Oksigen dan
-5% unsur lain seperti besi dan sodium
Konsisten dengan komponen sel biologi lainnya, dan sel itu juga membelah diri. Sel itu memiliki diameter antara 3-10 mikrometer dengan dinding sel yang tebal dan memiliki variasi nanostruktur didalam membrannya.
Namun tidak ada nukleus yang dapat diidentifikasi. Setiap meter kubik sampel yang diambil, terdapat 100 gram unsur merah. Jadi apabila dijumlah, maka dari Juli hingga September terdapat 50 ton partikel merah yang tercurah ke Bumi.

Di Universitas Sheffield, Inggris, seorang ahli mikrobiologis bernama Milton Wainwright mengkonfirmasi bahwa bahwa unsur merah tersebut adalah sel hidup. Hal ini dinyatakan karena Wainwright berhasil menemukan adanya DNA dari unsur sel tersebut walaupun ia belum berhasil mengekstraknya.
Karena partikel merah tersebut adalah sel hidup, maka para ilmuwan mengajukan teori bahwa partikel merah itu adalah darah. Menurut mereka, kemungkinan batu meteor yang meledak di udara telah membantai sekelompok kelelawar di udara. Namun teori ini ditolak karena tidak adanya bukti-bukti yang mendukung seperti sayap kelelawar yang jatuh ke bumi.

Dengan menghubungkan antara suara ledakan dan cahaya yang mendahului hujan tersebut, Louis mengemukakan teori bahwa sel-sel merah tersebut adalah makhluk ekstra terestrial. Louis menyimpulkan bahwa materi merah tersebut datang dari sebuah komet yang memasuki atmosfer bumi dan meledak di atas langit India.
Sebuah studi yang dilakukan oleh mahasiswa doktoral dari Universitas Queen, Irlandia yang bernama Patrick McCafferty menemukan catatan sejarah yang menghubungkan hujan berwarna dengan ledakan meteor.
McCafferty menganalisa 80 laporan mengenai hujan berwarna, 20 laporan air berubah menjadi darah dan 68 contoh fenomena mirip seperti hujan hitam, hujan susu atau madu yang turun dari langit.